Pada tahun 2024, perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,03%, sejalan dengan angka tahun sebelumnya yang mencapai 5,05%. Meskipun angka ini menunjukkan stabilitas, laju pertumbuhan tersebut merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan ini didukung oleh pengeluaran untuk kampanye politik dan pemilihan umum, serta peningkatan investasi yang berhasil menyeimbangkan penurunan ekspor bersih.

Investasi tumbuh sebesar 4,61% secara tahunan pada tahun 2024, angka tertinggi dalam enam tahun terakhir. Pemerintah sebelumnya mempercepat proyek infrastruktur, menyelesaikan pembangunan jalan tol dan bendungan sebelum Presiden Prabowo Subianto menjabat pada Oktober 2024. Langkah ini memberikan dorongan signifikan bagi perekonomian nasional.

Namun, prospek pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 menghadapi tantangan, termasuk kemungkinan tarif AS yang dapat mengganggu perdagangan dan melemahkan permintaan global. Bank Indonesia telah menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk tahun 2025 menjadi 4,7%-5,5% dari sebelumnya 4,8%-5,6%.

Untuk mendorong perekonomian, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga sebanyak dua kali sejak September, dengan total penurunan sebesar 50 basis poin. Pemerintahan Presiden Prabowo juga meluncurkan program-program yang diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan, termasuk memberikan diskon tarif listrik untuk memperkuat daya beli, menyediakan makanan gratis untuk anak sekolah, dan membangun perumahan yang terjangkau.

Pada kuartal keempat, Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 5,02% secara tahunan, mendekati perkiraan median analis sebesar 4,98% dan sedikit berubah dari laju 4,95% pada kuartal ketiga. Konsumsi rumah tangga, yang menyumbang lebih dari setengah PDB, tumbuh 4,98% per tahun di tengah pengeluaran liburan, naik sedikit dari pertumbuhan 4,91% pada kuartal sebelumnya.

Investasi meningkat 5,03% secara tahunan pada kuartal Oktober-Desember, dibandingkan dengan pertumbuhan 5,15% pada tiga bulan sebelumnya. Meskipun ada peningkatan dalam investasi dan konsumsi, tantangan eksternal tetap menjadi perhatian utama bagi perekonomian Indonesia.

Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas perekonomian dengan terus mendorong investasi dan konsumsi domestik. Selain itu, diversifikasi pasar ekspor dan peningkatan daya saing produk lokal menjadi fokus utama untuk menghadapi persaingan global.

Sektor manufaktur dan jasa diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah juga menargetkan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk memenuhi kebutuhan industri.

Dengan langkah-langkah strategi tersebut, diharapkan perekonomian Indonesia dapat tetap tumbuh positif meskipun menghadapi tantangan eksternal. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk mencapai target pertumbuhan yang berkelanjutan.

Ke depan, pemerintah akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik untuk menyesuaikan kebijakan yang diperlukan, guna menjamin stabilitas dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.